Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh soal dongeng dilengkapi dengan kunci jawaban dilengkapi dengan kunci jawaban dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 3 revisi terbaru Kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari referensi
Kangurujenis ini berasal dari daerah timur Indoensia, yaitu dari Papua. Adapun jumlah hewan ini sangat sedikit dan hampir punah, yaitu berkisar hanya 50 an ekor saja. 9. Gajah Sumatera. Gajah yang berasal dari Sumatera ini pada mulanya populasinya terbilang aman. Tetapi karena pembakaran hutan secara lair membuat hewan ini menjadi langka. 10.
Ya langkah awal untuk memulai membuat aquascape adalah tema, jadi kita hendaknya sudah memiliki gambaran tema apa Aquascape yang akan kita buat, karena dari tema inilah kita bisa tahu, tanaman apa yang akan tanam, apa yang dibutuhkan tanaman tersebut agar bisa tumbuh optimal, mulai dari nutrisi, pencahayaan high light atau low light dan peralatan
Dikutipdari situs ibs.sumselprov.go.id, asal usul Pulau Kemaro ini yakni dari kisah legenda cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An. Siti Fatimah dikisahkan sebagai keturunan Raja Sriwijaya yang menganut agama Islam, sedangkan Tan Bun An yang merupakan putra Raja Tionghoa adalah penganut umat Buddha. Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang
SisaCerita Daft Punk di Grammy Awards 2014; Awal Mula Musik R&B; Musik Hip Hop; Asal Usul Sejarah Musik Dangdut; Sejarah dan Perkembangan Musik Rock di Dunia; Sejarah Musik Jazz; Cara Membuat Blog di Wordpress; Biografi Albert Einstein Januari (36) 2013 (10) Desember (10)
Vay Nhanh Fast Money. Dongeng sang Bengkunang memang sangat digemari tua dan muda. Takhayul fabel dengan tokoh utama si Kancil nan cerdik ini besar perut boleh menghibur pembacanya. Karakter si Kancil yang banyak akal membuat jalan cerita kaprikornus menggandeng dan mewujudkan penasaran. Privat beberapa dongeng, Sang Kancil selalu dicari ketika ada penyakit nan perlu dipecahkan. Si Bengkunang pula populer dengan kelihaiannya membebaskan diri berpangkal pemangsa. Ada-ada saja akalnya ketika hewan lincah itu mencoba mengakali musuhnya. Harimau, beruang, dan buaya adalah bilang fauna pemangsa yang berhasil dijahili olehnya. Kecerdikan sang Kancil inilah yang membuatnya digemari anak asuh-anak. Dongeng si Kancil memang jenis fabel yang bukan hilang dimakan waktu. Berbagai jenis anak kunci dongeng selalu terserah yang menyelipkan satu alias dua kisah berasal satwa cerdik ini. Selain itu, banyak orangtua yang menceritakan khayalan tersebut puas anak-anaknya. Jadilah si Bengkunang tidak pernah dilupakan hingga sekarang. Cerita-cerita absurd kecerdikan si Pelanduk camar mengandung kredit-poin kemustajaban. Karena itu takhayul ini habis baik untuk dijadikan bahan wacana anak-anak. Karena mereka akan bisa berlatih nilai kebaikan yang suka-suka di dalam ceritanya. Sebelum tiba mengarang beberapa kisah sang Kancil, suka-suka baiknya kita paham dulu tentang arti dongeng. Apa bedanya khayalan dengan mite atau jenis kisah lainnya? Sepantasnya, jenis cerita yang resmi kita dengar secara merosot temurun itu terserah beberapa macam. Ternyata legenda, cerita rakyat, mite atau cerita mitos, dan fabel termasuk bagian mulai sejak takhayul. Pengertian dongeng adalah cerita nan dikisahkan secara drop temurun dan tak benar-benar terjadi. Khayalan rata-rata berbunga dari kelompok masyarakat tertentu, berkaitan dengan daerah tertentu, berkaitan dengan kepercayaan tertentu, dan mengandung fantasi. Indonesia dengan keanekaragaman budayanya memiliki banyak narasi dongeng yang menarik. Di setiap daerah pasti ada kisahan anjlok temurun yang dipercaya oleh umum. Dongeng fabel sekali lagi enggak sungkap berpunca zarah kedaerahan, seperti dongeng Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet yang bersumber dari tatar Sunda. Fabel yang adalah kisahan anak banyak disukai karena ceritanya yang lucu dan menghibur. Sungguhpun ceritanya mengandung fantasi, tapi banyak nilai karakter pekerti yang bisa diambil. Oleh karena itu, dongeng cerita binatang sangat baik untuk digunakan sebagai mandu mengajarkan anak asuh tentang guna. Dongeng si Pelanduk contohnya, kecerdikan si Kancil ketika beraksi dalam ceritanya sesungguhnya banyak mengandung nasehat. Narasi dabat cerdik ini kembali dapat dinikmati privat bermacam ragam versi catatan masa ini. Saking disukainya khayalan ini, kisahan-narasi si Napuh jadinya banyak ditulis ulang dengan versi nan lebih menghirup. Lagu Si Kancil Anak Nakal Kumpulan Dongen Si Kancil Penuh Petuah 1. Cerita Kancil dan Paket Berhuma 2. Kisah si Bengkunang dan Bicokok 3. Narasi Si Napuh dan Jerapah 4. Dongeng Si Kancil dan Maung 5. Kisah sang Kancil dan Siput 6. Kisah Si Bengkunang dan Selongsong Buaya katak 7. Kisah Si Kancil dan Kerbau Lompong Lagu Si Kancil Anak Nakal Si Kancil momongan nakal Pantas tangan ketimun Marilah lekas dikejar! Jangan diberi ampun. Kawin mendengar lagu itu? Beberapa dekade lalu, lagu itu umum dinyanyikan di sekolah taman kanak-kanak. Sekarang, siapa hanya sedikit anak-momongan nan masih belajar dan mendengar lagu itu. Lagunya mengisahkan akan halnya pelanduk nan hobi makan ketimun curian, sampai meresahkan pak Berkebun. Pokoknya, kancil betul-betul nakal, deh. Lagu ini siapa terinspirasi berbunga fabel si Kancil. Fabel merupakan kisah fiksi maupun khayalan mirip dongeng dan menjadikan binatang ataupun tanaman sebagai pelopor utama, dan mengandung pesan moral bikin pembacanya. Tapi, apa betul kancil intern cerita binatang itu nakal? Sepertinya, sih, tepatnya cerdik, karena dia harus mempertahankan hidupnya dan membela lawan-temannya di alam yang ganas ini dengan pendirian yang dia ketahui. Kebetulan, karena kancil bengkunang jawa ataupun pelanduk kancil lalu di alas, maka cerita binatang ini banyak melipatkan hewan-hewan dibandingkan insan. Fabel tentang kancil ini dengan beraneka ragam versinya lumayan dikenal di Indonesia. Begitu juga barang apa sahaja, ya, kecerdikan kancil itu? Cerita di dasar ini akan boleh menggambarkan kecerdasan si Kancil n domestik fabel. Tapi, pertama-tama, tidak suka-suka salahnya menyimak mengenai kisah Kancil dan Pak Tani seperti di lagu tadi. Kumpulan Dongen Si Bengkunang Mumbung Nasihat 1. Kisahan Kancil dan Pak Berbendang “Kruukk…krruuk,” Kancil mengelus perutnya nan dari tadi mengeluh lapar, dan tenggorokannya pun terlampau kering. Hari amatlah merangsang. Bengkunang berjalan terkoteng-koteng. Tadi beliau memang bersama n antipoda-temannya meninggalkan hutan katai tempat habis mereka yang terbakar. Waktu ini, tara-temannya sudah meninggalkannya. Napuh duduk bersandar karena matanya berkunang-kunang. Tiba-berangkat engkau mematamatai hamparan hijau. Ya, itu adalah ladang Pak Tani, yang menanami ladangnya dengan ketimun. Iler Kancil menetes. “Ah, aku akan gado timun Kelongsong Tani,” pengenalan Napuh. “Jika cuma makan abnormal pasti bukan segala apa-apa.” Kancil menyusup dahulu celah pagar ladang Sampul Berbendang dan mengunyah sebuah ketimun. “Krrss, hmmm, segar sekali.” “Satu kembali, ah. Lalu aku akan menyusul n partner-teman.” Kancil memetik satu kembali, memakannya. Suatu lagi, satu juga, setakat ia kekenyangan dan terpejamkan. Kancil kaget karena hari sudah lalu sore. Sira lekas menjauhi tipar itu. Saat mulai di ladang, Kemasan Berbendang kaget melihat ketimunnya banyak yang hilang, hanya tersisa sampah ujung ketimun.. “Aduh, bagaimana ini,” ratap Pak Tani. “Aku tidak kaprikornus panen. Siapa yang berani mengambilnya, ya?” Bu Tani bersuara, “Kita takut-takuti engkau dengan orang-orangan, Selongsong. Barangkali tahu, dia tidak berani cak bertengger lagi.” “Ide bagus, Bu. Ayo, kita bikin sekarang.” Mereka membuat orang-orangan dari jerami dan menggunakan baju lulusan dan caping Pak Tani. Lusa harinya, Si Kancil memasuki tegal itu pun. “Apa? Pak Bercocok tanam berjaga di ladangnya?” serunya tergemap. Ia menunggu sampai Kemasan Tani pergi, namun kelihatannya Kelongsong Berladang betah tanggang di sana. Tapi, mengapa Pak Tani diam dan mendelik terus seperti itu, ya? Kancil memberanikan diri bagi memasuki ladang dan Paket Tani tidak mengusirnya. Akhirnya Kancil mengerti, bahwa itu hanya orang-orangan nan dibuat seperti Paket Tani. “Mari, makan bersamaku, Pak Bersawah!” ajaknya dan menjumut tudung orang-orangan itu. Sira makan sebatas kenyang sambil nyender ke tubuh individu-orangan itu. Setelah kenyang, Kancil segera pergi. Sorenya, Pak Tani terperangah karena ketimunnya tetap hilang. “Ulah kelihatannya, sih, ini?” katanya geram. “Sepertinya pencurinya telah tahu jika ini basyar-orangan dan bukan kiai,” kata Bu Tani. “Bagaimana sekiranya kita melumuri individu-orangan ini dengan getah, sehingga akan membuat lengket pencurinya?” Lalu mereka menodai fisik khalayak-orangan itu dengan getah buah Nangka. Esoknya, Kancil datang lagi. “Wah, Pak Berladang, kamu masih disitu,” katanya adv amat tiba jengger ketimun dan tiba memakannya refleks menyenderkan tubuhnya. Selesai makan, engkau berujud meninggalkan. Tapi, oh-oh, badannya lengket menempel ke hamba allah-orangan itu! Tiba-mulai datanglah Pak Berladang. Kancil bukan berkutik, engkau harus siap-siap dihukum. “Oooh, rupanya kamu yang memakan hasil jerih payahku?” Buntelan Tani berkacak pinggang. “Ampun, Kelongsong Berkebun, maafkan aku. Pangan kecil kami terbakar bilang waktu sangat.” Kancil memohon. “Ya, tapi, tunak sekadar maling itu lain baik. Enaknya, saya kasih ia siksa segala, ya?” Pak Tani patuh kesal. “Bagaimana jika kita hukum dia membereskan ladang sejauh seminggu dan menanami esensi ketimun pun, Kemasan?” usul Bu Tani. Bengkunang pun menerima hukuman itu. Ia tahu bahwa memang dia bersalah. Dia berkreasi dengan buruk perut dan bertarget Pak Bercocok tanam sungguh-sungguh memaafkannya. Alhasil, hari terakhir siksa si Pelanduk tiba. “Terimakasih sudah lalu bekerja dengan rajin, Kancil. Jangan mencolong lagi, karena perbuatan itu merugikan orang lain. Lebih baik kamu berusaha dengan jerih payahmu sendiri. Ini bekal ketimun untukmu di hutan nanti,” Perkenalan awal Pak Tani sederum menyerahkan sekarung ketimun. “Aku meminta maaf sekali juga atas kesalahanku, Pak Berladang. Peroleh rahmat tidak menghukumku lebih berat. Aku berjanji tidak mencuri pula.” Napuh bertutur penuh penyesalan. Kancil sekali lagi ke hutan. Ketimun hadiah itu selain dia makan tapi juga sekali lagi menyisihkan sebagian untuk ditanam di kebunnya koteng, kendati anda juga bisa panen timun. 2. Kisahan si Kancil dan Bicokok Sendang kompasiana by Ibrahim Quraisy “Aduh, tolong! Bantu aku,” Sapi mendengar rintihan dari balik batu. “Barangkali dan di mana anda?” “Aku, sang Buaya. Sekarang aku ada di bawah tumpukan batu-bisikan ini, aku terjebak berbunga pagi. Aku menengah berjalan, dan seketika bilang batu menimpaku, hingga tubuhku kembali berdarah.” Sapi merasa ragu-ragu sekeceng, ia berniat buat menjauhi tempat itu taajul. Sahaja berpikir bahwa Buaya memerlukan pertolongan, akhirnya Sapi setuju membantu menyanggang bebatuan itu. “Aaah, terimakasih Sapi. Tanpamu aku bukan akan rontok dari batu-alai-belai itu.” Kata Buaya katak. Terpandang wajahnya terluka dan kakinya pun mengkhususkan darah. “Sama-sama, Buaya,” jawab Sapi sewaktu beranjak hendak pergi. “Aku, pergi lampau, ya.” “Eeeh, cak hendak kemana, Sapi? Beliau tega meninggalkanku di sini, sementara kakiku enggak bisa bepergian?” tanya Buaya dengan air mata samar muka. Sapi merasa iba. “Kumohon bantulah gendong aku dan antarkan ke kali besar.” Introduksi Bingkatak. “Aku bukan bisa kemana-mana dengan kaki berdarah seperti ini. Sapi mendengkul, dan Buaya menaiki punggungnya. “Terimakasih, Sapi.” Mereka melanglang membidik ke sungai. Sesampainya di sana, Buaya menunda turun. “Aku lapar, Sapi, kelihatannya daging punggungmu ini eco juga.” Sapi mulai ketakutan dan menangis, “Jangan, Buaya, aku sudah menolongmu. Kok kamu jahat?” Buaya setia tidak peduli, dia menyibakkan mulut dan bersiap menggigit telapak sapi. “Loh, Sapi, kenapa kamu menangis?” cak bertanya Kancil nan tiba di sungai yang sama. “Kenapa Bicokok ada di gendonganmu?” Sapi pun berkisah mengenai bagaimana bisa Buaya ada di gendongannya dari awal hingga pengunci. “Hmm, tapi, memang betul, sih, bantuan harus diberikan sampai tuntas.” Introduksi Pelanduk sambil merenung. Air mata si Sapi semakin deras dan Buaya semakin doyan. “Tapi, aku tidak percaya Buaya katak ini memang tertimpa batu saat kau datang, Sapi. Kenapa Buaya sehebat ini enggak bisa bergerak sampai kamu harus menolongnya?” Buaya kesal. “Ayo, Sapi, tunjukkan ajang di mana bencana-alai-belai itu berada, cak agar Kancil melihat besarnya seperti apa.” Mereka bertiga kembali ke tempat itu. Godaan-provokasi raksasa itu masih ada. “Di mana sang Buaya itu tadinya makmur? Dan bagaimana batu-batuan itu menimpanya?” tanya Kancil. Dulu Bingkatak roboh dan merangkak cenderung tempatnya awal. Lalu Sapi meletakkan bebatuan di atasnya, persis begitu juga saat beliau menemjukan Buaya. “Begini, loh, tadi aku terjepit seperti ini,” kata Buaya dengan suara samar-samar karena batu-rayuan di atasnya. “Percaya, kan, saat ini, takdirnya aku mendalam tidak boleh bergerak?” “Ooh, begitu. Ya, aku percaya masa ini,” kata Kancil. Lalu berkata kepada Sapi, “Mari, Sapi, kita tinggalkan dia di sini.” “Hey, tunggu! Kalian kepingin kemana? Hey, aku masih di sini.” Tetapi, Bengkunang dan Sapi sudah tidak suka-suka di tempat itu, menghindari Bicokok yang tidak adv pernah terima belas kasih. Grameds juga bisa menemukan kumpulan kisah kancil lainnya melalui gerendel Dongeng Sempurna Bengkunang oleh Kak Thifa yang ada dibawah ini. Baca juga Rekomendasi Dongeng Cerita Momongan Bahasa Indonesia 3. Cerita Si Kancil dan Zurafah “Tajam tilikan, minggir!” terdengar suara sang Zurafah, mengusir tiga fauna – Kambing, Himar, dan Domba, yang semenjana mereguk di pinggir sungai “Kalian ini mengganggu hakku.” Domba berbisik, “Memangnya, bengawan ini milik dia sendiri?” “Ssst, lusa kamu ditendang pula seperti waktu itu,” kata Kambing dan Keledai memenangkan. “Aah, aku ini memang ganteng. Badanku keren, leherku panjang, kukuku rapi, buluku halus,” perkenalan awal Zirafah memandangi pantulan dirinya di air sungai yang jernih “Wajahku, apalagi, camar bersih menyinar.” Lampau mencaci tiga ekor binatang yang sedang menunduk. “Memangnya kalian? Lihat, deh, sudah tidak tinggi ditambah jasad kalian kumuh… issh! Apa sih kelebihan kalian?” “Padahal aku haus,” bisik Kambing berpendar setelah menunggu sekian lama dan Jerapah belum selesai minum. Ini sudah lalu ke sekian kalinya Zurafah bermain semena-mena kepada mereka bertiga. Dia pernah menendang dan menghina si Domba saat Biri-biri menegurnya karena si Zurafah menggosokkan kukunya di longgokan bulu domba. Kambing kibas mulanya akan menyerahkan surai itu buat jenggala tidur beberapa anak kucing alas yang baru lahir. Bulu-surai biri-biri itu menjadi kotor dan Domba batal memberikannya. Jerapah kembali memakan rerumputan yang dikumpulkan sang Keledai minus izinnya lampau pergi memencilkan arena Keledai dalam hal berantakan. Jerapah pun pernah dengan sengaja menyepak ember-ember berisi buah dada milik si Kambing. “Anda selalu menertawai dan semena-mena terhadap kita,” bisik Keledai. Datanglah seekor Kancil. Sonder lepas, dia mendekat adv amat mencarak air sungai, “Aaaah, segar sekali.” “Hey, barang apa yang engkau lakukan? Ini sungaiku. Tidak boleh cak semau yang minum saat aku minum,” Jerapah berfirman dengan sewot. “Hah? Barangkali bilang?” sanggah Kancil. “Wai ini ada di hutan, dan aku tak melihat papan goresan jika wai ini milikmu, jadi semestinya semua bisa meneguk.” “Kamu binatang kerdil, jelek, cemar yang menjengkelkan!” seru Jerapah. “Aku dapat menendangmu, atau menaruhmu di dahan pohon yang jenjang dengan kepalaku.” “Ya, beliau memang tinggi, tapi aku tidak optimistis jika kamu boleh berlari cepat untuk menangkapku.” “Jangan menantang, kau akan menyesal, Kancil!” Jerapah berteriak berang. “Silakan, buktikan. Kejar aku sekarang,” kata Kancil. Jerapah bepergian mendekati dan Kancil mulai berlari. Kancil berlari dulu kencang, melewati batu-batu, pokok kayu, ilalang, dengan zigzag. Meskipun kakinya suntuk hierarki, cuma Jerapah agak kesulitan mengejar Pelanduk. Lehernya nan strata membuat beliau kesulitan meluluk ke bawah sehingga ia sering tersandung. Kadang lehernya pula tersampir dahan tinggi. Sira lagi sulit berlari zigzag, karena setiap belokan beliau kesulitan berlari. Kancil hingga ke sebuah gua, suntuk ikut ke n domestik. Jerapah menyusulnya. Semakin dalam, semakin liar dan sempit. Batuan Stalaktit di atap gua meradak-nusuk wajah dan kepala Zarafah. “Aduuuh, kepalaku!” pekik Jerapah. Ia berhenti ikut gaung, “Tolong, aku kesakitan”. Kancil kembali berhenti. Ia berbalik mengejar sang Jerapah. “Aduh, kau menginjak badanku.” seru Jerapah, karena dia kelempai sementara kepalanya berdarah “Maafkan aku. Disini gelap sekali,” kata Kancil. “Silakan, aku bantu kau kerjakan berdiri, dan menuju ke kilat itu.” Cahaya katai itu adalah tempat mereka ikut ke gua. Kancil memapah Zarafah keluar terbit gua. Ternyata di asing, sudah ada Kambing kibas, Keledai, dan Babi menunggu. “N partner kalian ini perlu pertolongan pertama, adakah yang bisa?” “Aku bisa,” kata Keledai. “Aku akan mengambilkan air untuk membersihkan luka-lukanya,” kata Kambing. “Dan aku akan mengambilkan bulu domba kerjakan menutup lukamu dan radas P3K,” kata Biri-biri. “Kenapa kalian baik sekali?” soal Jerapah dibalik derai air matanya dan wajahnya yang mengeluarkan darah. “Sedangkan aku berlagak dan semena-mena kepada kalian.” “Ya, memang sira sombong terhadap kami,” kata Keledai, “Tapi privat peristiwa luka begini dan ia membutuhkan pertolongan, enggak mungkin kami tinggalkan takdirnya kami dapat menolongmu.” “Takdirnya dirimu tinggi, kamu bisa mengambil sesuatu semenjak tempat lebih tinggi, sementara seandainya kamu pendek, kamu bisa mudah melihat hambatan di sumber akar. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, makara kita harus saling bekerja seimbang, tidak lebih lagi menghina,” perkenalan awal Napuh. “Nah, beliau sudah lalu di tangah yang tepat, Jerapah. Aku minta diri pergi lewat, ya.” “Aku minta maaf atas kesombonganku, ya.” alas kata Zurafah. “Mulai waktu ini, mari kita berteman.” Domba, Keledai, dan Wedus tersenyum mengiyakan. 4. Dongeng Si Pelanduk dan Harimau Kancil sedang ragut detik mendadak seekor macan menghampirinya, “Hehe, nasibku baik sekali, siang ini aku akan makan Pelanduk yang mak-nyus.” Pelanduk terkejut, dan beliau mutakadim terpojok, sekadar ia berusaha antap. “Empunya Harimau, kau memang luar biasa,” puji Kancil “Cuma rajaku pernah bilang bahwa siapapun yang akan memakan rakyatnya harus seijin beliau.” “Jadi kamu selama ini punya raja?” Harimau mengejek. “Aku lain takut.” “Baginda Emir berucap, takdirnya rakyatnya diganggu, dia akan mengejar pengganggu tersebut dan keluarganya. Bayangkan seandainya engkau berburu momongan-anak Empunya Macan.” “Memang dia sekuat apa, sih?” Macan menjadi gusar. “Rajaku adv amat awet tetapi rendah hati. Tidak ada binatang lain yang dapat menyainginya. Ia persaudaraan mengalahkan Gajah” “Aku tidak percaya, Kancil!” kata Harimau kesal. “Dia tidak suka dipuji apalagi menyombongkan diri. Cuma, kami misal rakyatnya bisa melihat bukti kekuatannya.” Merasa tertantang, Macan berujar, “Di mana istana rajamu!” “Tidak, Tuan Harimau. Yang Mulia Rajaku enggak ingin diketahui bekas tinggalnya meski dia berada di istana yang gemuk. “Tunjukkan atau aku makan kamu sekarang!” ratap Harimau. Mereka berjalan mengaras sebuah mata air. “Ah, Nan Mulia Raja sedang tidur rupanya,” bisik Bengkunang menempelkan telinganya ke dinding sumur. “Kenapa kamu berbisik-kisik? Bangunkan dia!” Macan tidak sabar. Ia beradab dan melongok ke bibir sumur kemudian berteriak “Yamtuan Kancil, keluarlah!” Teriakan itu menggema “Aaaaaah!” berbunga dalam sumur. Harimau mundur selangkah, menyangka itu jawaban mulai sejak raja si Kancil. Lalu modern lagi. “Cukup, Pemilik Harimau,” Kancil membenari “B-baginda R-rajaku di internal sana marah sekali,” Pelanduk bersikap rusuh. “Bertambah baik Tuan Harimau pulang doang.” “Tidak, aku mau antuk dia!” kata Harimau, disambut dengan “Yaaaaa!” dari dalam sendang. “Aku akan ke tempatmu sekarang!” kata Harimau lagi, disambut dengan gema “Aaaaang!” “Hmm, Pelanduk, aku kepingin masuk, bagaimana caranya?” “Jika memang Empunya Harimau siap, silakan naik ke ember itu, aku akan kondusif Empunya ke bawah dengan tali itu bertemu Aji,” kata Bengkunang dengan lagak ketakutan. Macan menanjak beledi, dan Kancil juga mengerek tali ember pelan-alun-alun. Di pertengahan, Bengkunang menggoyang tali ember, hingga Macan kesuntukan keseimbangan. “Byuuur!” Harimau terjatuh ke sumur. Bengkunang berlari meninggalkan sumur dan berteriak “Silahkan ngobrol dengan Baginda Aji, Tuan Harimau!” “Tajam tilikan kau, Kancill!” teriak Harimau dari dalam sumur. Baca cerita lengkapnya mengenai petualangan sang kancil yang banyak akal melewati buku Kumpulan Dongeng Petualangan Si Bengkunang nan bisa engkau dapatkan di Gramedia! Padalah, sesudah membaca mengenai kancil, setuju, kan, bahwa dia cerdik? Ia lagi menunggangi kecerdikannya bikin membantu teman-temannya. Baca juga Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur 5. Cerita si Bengkunang dan Kerang Si kancil merasa kalau dirinya paling kecil hebat. Kancil optimistis minimum cerdik dan pandai di antara semua satwa wana. Saking yakinnya, suatu tahun Napuh mengambung-ambungkan diri di depan hewan lainnya. “Kalian tidak akan menemukan hewan secerdik dan sepintar aku!” serunya sambil melompat-lompat di depan teman-temannya yang sedang berburu makan. Si Kancil menjeritjerit terus dengan munjung semangat menyombongkan diri. Semua temannya merasa kesal dengan kelakuan Kancil yang mendadak kaprikornus sombong. Mereka memang mengakui kecerdikan si Kancil, tapi tak senang dengan tingkahnya hari ini. Moluska pun mendengar tentang kesombongan Kancil. Ia menunggu-nunggu Bengkunang terlampau di depannya. “Hai, Bengkunang. Engkau terpandang senang sekali hari ini,” tegur Siput ketika Kancil silam. Bengkunang menimpa Kijing dengan munjung percaya diri. “Tentu saja, maskapai. Karena aku ialah dabat minimum cerdik!” serunya. Siput mendengkur kesal. “Ia salah, Kancil! Akulah yang paling kecil cerdik!” bantah Siput tegas. “Kerjakan membuktikannya aku menantangmu lomba lari,” ucap Siput. Napuh tertawa berkanjang. “Mana mungkin dia makin cerdik berusul aku. Mana mungkin pun kamu yang sekecil itu menjuarai lomba lari,” hinanya sambil tertawa. Tapi Moluska tarik urat bagi lomba lari. Karenanya Bengkunang bersedia dan menerima tantangan itu berbarengan tak henti tertawa. Si Kijing membiarkan Kancil tertawa senang. Padahal ia telah merencanakan sesuatu nan cerdik. Siput mengumpulkan saudara dan oponen siputnya. Kemudian ia menunangi agar besok mereka berbaris sepanjang jalur lomba lari. “Ingat. Setiap Kancil memanggil aku, kalian yang harus menjawab!” perintahnya pada semua siput. Keesokan harinya si Kancil berlomba dengan doyan hati. Puas detik hitungan ketiga diteriakkan oleh hakim, sang Kancil dan siput sekalian berlari kencang. Tentu sahaja larinya moluska tidak akan mungkin kencang. Kancil pula meyakini hal itu. itu sebabnya anda berlari kencang dengan gembira. Pelanduk nongkrong ketika yakin sudah lalu jauh meninggalkan Siput. “Hei, Siput dia di mana?” teriaknya ke arah pantat. “Aku di sini!” jawab Siput dari sebelah depan. Kancil terkejut ketika mendengar jawaban Kerang dari sisi depan. Kemudian bergegas berlari secepat mungkin lagi. Padahal ia yakin jikalau Kijing ada di belakangnya tadi. Setelah berlari sepan jauh, sang Napuh mengetem pula. “Hei, Siput! Kamu karuan di pinggul, ketel?” teriaknya menyapa-manggil. “Enggak. Aku di depan!” jawab Kijing lagi. Kancil terkejut, bagaimana mungkin Siput ada di depannya terus? Kancil silam berlari lagi sekuat tenaga. Ia sama sekali lain mengingat-ingat kalau yang menjawab adalah moluska-kerang nan lain. Kejadian itu iteratif beberapa mana tahu, sampai akhirnya garis finish kelihatan. Napuh berlari sekencang mungkin kerjakan melangkahi garis finish. Ia berpengharapan Kerang telah kalah. “Lihat aku menang!” Si Kancil berseru-seru kegirangan. Tahu-tahu terdengar celaan Kerang yang menciptakan menjadikan Kancil ambruk terduduk karena terkesiap. “Engkau keseleo! Aku sudah lalu dari tadi di sini.” Sang Siput menghampiri Kancil yang tengah tersentak. “Ia mengalahkanku!” seru Bengkunang tak percaya. “Tentu hanya. Kaprikornus aku lebih lanjut akal darimu bukan?” tanya Siput, doyan melihat Kancil yang tengah tawar hati. “Iya, beliau lebih lanjut pikiran dari aku,” jawab Kancil sedih dan sipu. Kancil kemudian meminta maaf puas Kerang karena telah sombong. Moluska memaafkannya, dan bersuara pasti ada yang lebih cerdik dari mereka berdua. Itu sebabnya sombong itu enggak baik. Karena setiap fauna tentu memiliki kelebihan dan kekeringan masing-masing. 6. Kisah Si Pelanduk dan Sampul Buaya Si Napuh tak pernah kapok memusat kebun kelongsong tani. Biarpun berkali-kali sanding tertangkap, Kancil tetap saja turut ke tegal. Kali ini Pelanduk kena sialnya, engkau tertangkap maka itu selongsong tani dan anjingnya yang galak. Tapi lain Kancil namanya takdirnya enggak bisa lepas berpokok perangkap. Bengkunang berhasil culik diri dari tangkapan sampul bertanam, dan berlari sekencang barangkali. Kancil tahu harus segera bersembunyi karena ada cengkok Pak Tani yang menggelinyau. Sayangnya, lari Kancil terhalang maka dari itu kali besar nan dalam. Binatang cerdik ini berbarengan mencari-cari akal. Hingga kemudian dilihatnya terserah banyak pohon pisang erat kali besar. Bengkunang merobohkan beberapa pohon pisang dan membawanya ke got sungai. Malangnya, Kancil enggak sadar takdirnya ia diperhatikan oleh seekor buaya dari tadi. Ketika paruh sibuk mengamankan pohon pisang yang akan dibuat lanting, ada seekor buaya nan menghampirinya. Kaki bokong Kancil yang masuk ke sungai digigit oleh buaya itu. “Aduh!” jerit Pelanduk kesakitan. Kancil ketakutan ketika melihat seekor buaya segara menangkap kakinya. “Sokong lepaskan, Pak Buaya,” rintihnya mengiba. “Mana mungkin daging selezat ini aku buang!” sahut Sampul Buaya sengit. Kemasan Buaya melonggarkan gigitannya, tapi tidak membiarkan Kancil bebas. Sangat jarang dirinya mendapatkan mangsa seenak sekarang. Uri-saudaranya sekali lagi pasti gemar sekali dengan hasil buruannya ini. Kancil memang keluarbiasaan, tapi dasar binatang cerdik, Pelanduk tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. “Tapi, dagingku sangat cacat. Tidakkah kau lihat tubuhku kerdil begini, Cangkang Bicokok?” Kancil memohon dengan suara miring memelas. Pak Buaya menuding Bengkunang mulai pecah suku hingga superior. Memang bermartabat sekali lagi, Sang Pelanduk habis kerdil tubuhnya. Bagaimana mungkin patut dimakan sambil dengan buaya lainnya. “Biarkan aku mencari bersantap dahulu agar dagingnya lebih tebal,” bujuk si Kancil tanpa putus asa. Kemasan Bicokok menganggut, tinggal melepaskan kaki si Pelanduk. “Awas jangan kabur, yah!” ancamnya serentak memperhatikan penuh siap siaga. Temporer si Kancil mencari rahim di tepi sungai. Buaya-buaya yang lainnya datang menghampiri mereka. Badan Pelanduk menggentar ketakutan. Tapi, kembali-kembali gembong cerdiknya mendapatkan sebuah ide. “Selongsong Buaya, segala apa semua temanmu sudah lalu datang?” tanya Kancil sambil memperkirakan dempak sungai dengan jumlah buaya yang terserah. Buaya katak memperhatikan si Kancil penuh curiga. Tapi binatang samudra itu mengangguk lagi akhirnya, menjawab soal Kancil. “Aku enggak tahu apakah daging di tubuhku ini layak maupun tidak untuk kalian semua,” celetuk sang Kancil. “Bisakah kalian berbaris kemas hingga ke ujung sana? Jadi aku dapat menghitung kalian dengan ter-hormat.” Walaupun abnormal heran, buaya besar itu mengikuti permintaan si Bengkunang juga. Kamu meminta buaya lainnya cak bagi bersaf. Si Kancil gemar karena rencananya sanding berhasil. Pak Buaya dan buaya-buaya lainnya mulai berbaris kemas. “Silakan, cepat hitung!” dengus Pak Bingkatak kesal. Si Napuh dengan senang hati menghitung jumlah buaya katak yang ada. Beliau berkira-kira berbarengan menaiki telapak buaya katak satu demi suatu. “Suatu. Dua. Tiga. Empat. Panca!” serunya lantang. “Enam. Tujuh. Delapan. Sembilan. Sepuluh!” Pelanduk terus berbilang sambil meloncat berpangkal satu punggung ke punggung buaya lainnya. Hingga akhirnya ia tiba di seberang kali besar dan meloncat ke persil dengan sukacita. “Terserah deka- ekor buaya! Dagingku pasti cukup bakal kalian. Tapi sayangnya, aku masih cak hendak roh!” teriaknya, suntuk lari sekencang barangkali ke n domestik hutan menghindari para buaya. “Invalid pelihara ia, Napuh!” teriak Cangkang Buaya marah dari ujung wai satunya. Tapi apa kepingin dikata, si Kancil sudah culik diri. Para bicokok menggerutu kesal dan menyalahkan Kemasan Bingkatak karena kebodohannya. Padahal semua buaya itu sekali lagi sama polosnya dengan Pak Bicokok, jadi boleh diakali maka itu si Kancil. Cerita mengenai si napuh yang cerdik dengan buaya lainnya dapat Grameds baca pada buku Odong2 Dongeng Kancil&Buaya yang mengkisahkan kancil yang kelaparan dan meminta tolong kepada buaya. Penasaran kelangsungan ceritanya? Baca bukunya hanya di Gramedia! 7. Kisah Si Napuh dan Kerbau Dungu Bengkunang silam lapar siang ini, dan kepingin makan mentimun. Tapi anda tak berani masuk ke huma Paket Berbendang. Pelanduk remang tertangkap lagi dan dimasak jadi sate oleh Pak Tani. Binatang cerdik itu doang berani mengintip kebun. Air liurnya menitik melihat mentimun nan tengah dipanen makanya sampul bercocok tanam. Tiba-tiba muncul ide di kepala Kancil agar ia bisa mendapatkan mentimun. Di sekitar huma bungkusan bersawah, banyak fauna piaraan yang madya mencari makan. Bengkunang pun menghampiri si Sapi yang sedang makan siang. “Hei, Sapi. Boleh jadi enak rumputmu itu,” sapa Kancil ramah. Sapi menggotong kepalanya, “Memang enak. Kamu mau nyoba?” Pelanduk menggelengkan kepala. “Aku semata-mata bisa bersantap mentimun. Tapi mentimunnya terserah di ladang Pak Berladang,” sorong Kancil, “Eh, Sapi. Kamu mau menemani aku ke kebun Cangkang Bersawah?” tanya Kancil munjung harap. “Lain mau, ah. Kasian Paket Tani sudah kerja gentur menyelamatkan mentimunnya.” Si Sapi menolak ajakan Kancil. Kancil kecewa dengan jawaban Sapi. Tapi kamu lain patah nasib. Dihampirinya Kambing yang sedang bersantap patera-patera. “Aku punya rahim yang bertambah sedap pecah daun-daun itu,” celetuk si Kancil. Kambing berhenti mengunyah daun, lalu memalingkan wajahnya lega sang Kancil. “Apa yang lebih enak dari daun-patera ini?” tanyanya penasaran. “Mentimun!” seru Kancil, “Kita bisa mengambilnya di kebun Buntelan Bertanam. Di sana mentimunnya sudah lalu siap dipanen. Ayo, temani aku mengambilnya!” Penuh arwah sang Pelanduk bercerita akan halnya mentimun-mentimun yang ada di kebun Cangkang Berhuma. Kambing menatap dirinya kegenturan, lalu menaruh daun yang dipetiknya di persil. “Kamu adv pernah tak kalau Selongsong Tani mengetanahkan mentimun untuk biaya hidupnya?” sergah Embek, “Aku tak mau menemanimu ke kebunnya!” Si Napuh simultan lemas mendengar jawaban Kambing. Dengan lesu ia berjalan lagi hingga menemukan si Kerbau yang sedang mandi lumpur. “Hei, Munding! Siang musim seperti mana ini kamu malah bersiram bukannya bersantap,” tegur si Kancil kembali melancarkan rencananya. “Tadinya mau makan, tapi belum suka-suka makanan yang kutemukan,” jawab si Kerbau sewaktu keluar dari luluk. “Ambillah! Aku tahu tempat mendapatkan makanan. Mentimun di kebun Pak Tani sangat legit.” Kancil bercerita adapun mentimun yang sudah siap dipanen pada si Mahesa. “Tapi aku tidak berani mengambil mentimunnya,” timpal Kerbau. “Jangan khawatir. Ia lewat menggauli saja. Biar aku yang mengambil mentimunnya bakal kita,” bujuk Kancil. Akhirnya Kerbau kepingin menggauli sehabis dibujuk lama oleh si Kancil. Kerbau berjalan perlahan ke kebun pada saat Pak Tani madya memanen mentimun. Pak Tani bukan syak hati karena Munding kadang-kadang memang terlihat di kebunnya. Padahal kali ini ada si Kancil yang ikut turut ke kebun. Si Kancil tidak kelihatan karena terhalangi badan Kerbau yang besar. Kancil senang akhirnya bisa mengambil mentimun sebanyak mungkin. Selongsong Berbendang kemudian menemukan beberapa pohon yang lain terserah buahnya ketika sedang gelintar kebun. Beliau habis teringat pada si Kerbau tadi siang. Tapi Selongsong Tani masih tidak yakin kalau Kerbau yang cekut mentimun. Tubin harinya si Bengkunang dan Mahesa mengulangi ulah yang setimbang. Mereka berjalan beriringan ke kebun mentimun. Sialnya, Pak Tani medium melihat Mahesa kali ini. Pak Tani berteriak-teriak menegur si Mahesa. “Celaka! Cak semau Pak Bertanam!” seru Kerbau lopak-lapik. Kancil mengintip dari mengsol awak Kerbau. “Ia tidak usah takut, Munding. Kendati aku yang lari. Kamu di sini namun, dan ini mentimun untukmu.” Sang Kancil langsung lari sesudah meletakkan mentimun dempet si Kerbau. Munding bingung dengan apa yang terjadi, otaknya enggak boleh berpikir. “Kena kau penjahat!” seru Sampul Bersawah. “Aku tidak mencuri mentimunmu, Pak tani,” sanggah Kerbau kegenturan. “Lalu ini segala?” sergah Kemasan Tani sambil menunjuk mentimun nan tergeletak dekat kaki Munding. Kerbau menghubungkan karena hijau paham diakali si Kancil. Tapi ia tidak bisa lari cepat. Cangkang Bertanam pun sudah lalu berjaga-jaga dari tadi. “Sebagai hukumannya, kamu harus membajak sawahku, Mahesa!” seru Kelongsong Tani lagi. Jadilah sang Kerbau memacul sawah Pak Tani bak hukuman. Padahal Kancil nan mengambil mentimun bukan dirinya. Dongeng si Pelanduk memang sangat menganjur. Kejahilan dan kecerdasan satwa racau ini jadi ciri khasnya. Berbagai cerita dalam dongengnya burung laut mengundang gelak para pembaca. Sinkron juga memberikan bimbingan tentang angka-nilai kebaikan. Dongeng ini dulu baik dibacakan oleh orangtua untuk anak-anaknya. Baca juga artikel anak yang tak Tips Melembarkan Tas Sekolah Momongan Kata-alas kata Bijak Bakal Anak Congor Hari lahir Bakal Anak Sumber dan diadaptasi dari YW Purnomosidhi dan ePerpus adalah layanan persuratan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk melampiaskan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Persuratan digital kami membentangi sekolah, jamiah, korporat, sebatas tempat ibadah.” Custom log Akal masuk ke ribuan sendi dari penerbit berkualitas Kemudahan kerumahtanggaan mengakses dan mengontrol perpustakaan Sira Terhidang internal platform Android dan IOS Cawis fitur admin dashboard bakal melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Permintaan aman, praktis, dan efisien
Jawabansuatu hari ada anak yg sedang bermaindan dia menemukan seekor ularanak itu mengganggu ular tsbdan ahirnya ular tsb marah dan memakan bulat bulat anak itudiapun menjadi dinosaurus sudah saya ambil dari buku maaf kalo kurang jelas Pertanyaan baru di B. Indonesia mau point free gaklumayan 100 point​ pada hari yang sangat panas kata jendela rumah dapat pecah-pecahan kaca terjadi karena kacang menguap jika ruangan pada bingkai intensitas cukup untuk … membuat pemuaian ini maka bingkai akan menahan pemain kaca akibat kaca dapat pecah untuk mengatasi masalah ini kaca bingkai kaca jendela desain sedikit lebih besar daripada ukuran kaca pada suhu normal kesimpulan dari teks tersebut adalah​ Hasil sederhana dari sin 5x – 4y = .... Rita , Nita dan Mira pergi bersama sama ke tokoh buah. Rita membeli 2 kg apel, 2 kg anggur, dan 1 jeruk dengan harga Nita membeli 3 kg a … pel, 1 kg anggur dan 1 kg jeruk dengan harga Rp. Mira membeli 1 kg apel, 3 kg anggur, dan 2 kg jeruk dengan harga Harga 1 kg apel, 1 kg anggur, dan 4 kg jeruk seluruhnya adalah Kerapian dan kebersihan dalam poin kegiatan pojok baca
Sebutkan Contoh Dongeng Tentang Dunia Binatang. Bobo id dongeng yang tokohnya hewan disebut fabel ada banyak dongeng fabel yang bisa kita temukan atau mungkin sudah pernah kita baca. Dongeng kancil dan buaya dan kucing bersepatu bot merupakan contoh dongeng binatangbiasanya mereka digambarkan sebagai hewan cerdik licik dan Binatang Laut from terjawabkah asal mula kehidupan dengan teori evolusi kimia tersebut? Ternyata, makhluk hidup mengandung jutaan sebutkan contoh cerita asal usul binatang berbagai contoh sebutkan contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna; Sebutkan contoh dongeng tentang Adik Adik Suka Dengan Fabel Silahkan Cari Cerita Menarik Lainnya Di Kategori yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan. Contoh dongeng mite bahasa sunda. November 1, 2021 by Fabel Pun Mengandung Banyak Moral Dan Amanat Yang Bisa Diambil adalah dongeng yang tokoh utamanya adalah binatang dikenal sebagai dongeng fabel. Dongeng tentang asal usul daerah disebut guru paud from Dongeng menceritakan asal suatu Anak Burung Yang Membalas contoh dongeng tentang hewan. Seperti, cerita pendek anak, buku gambar, pensil, penghapus,penggaris, dan. Berikut manfaat dongeng bagi si anakPengertian Fabel Adalah Cerita Atau Dongeng Yang Menggambarkan Binatang Yang Berperan Sebagai yang menceritakan roh roh halus/alam gaib. 5 contoh cerpen beserta pengarangnya dan inti. Dongeng kancil dan buaya dan kucing bersepatu bot merupakan contoh dongeng Dan Download Kumpulan Dongeng Binatang 5 Menit Pilihan Bergambar Dari Seluruh Dunia Untuk Anak Dan tersebut menggambarkan watak dan budi pekeri manusia. Contoh dongeng mitos ini seperti dongeng dewi sri. Kali ini, di dongeng mau memberikan banyak cerita dongeng anak yang pendek dan yang panjang buat kalian semua.
Pengertian Cerita Rakyat, Ciri-Ciri, Jenis Dan Contoh Cerita Rakyat Terlengkap – Cerita Rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di dalam masyarakat. Cerita rakyat berkembang secara turun temurun dan didampaikan secara lisan sehingga cerita rakyat sering disebut dengan sastra lisan. Umumnya, cerita rakyat bersifat anoni atau pengarang tidak dikenal. Struktur cerita Rakyat yaitu Orientasi Pengenalan, Komplikasi atau Insiden Alur Dan Resolusi/Interpretasi. Berikut ini adalah ciri-ciri cerita rakyat Disampaikan turun-temurun Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya Kaya nilai-nilai luhur Bersifat tradisional Mempunyai banyak versi dan variasi Memiliki bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya Bersifat anoni artinya nama pengarang tidak dikenal Berkembang dari mulut ke mulut Cerita rakyat disampaikan secara lisan Jenis-Jenis Cerita Rakyat Ada beberapa macam jenis cerita ratyat diantaranya Fabel atau cerita binatang, Legenda atau cerita asal usul, cerita jenaka dan cerita pelipur lara. Cerita Binatang Fabel Cerita binatang Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran seperti manusia, binatang tersebut dapat berbicara, makan, minum, berkeluarga dan lain sebagainya. Dengan demikian, fabel tidak hanya sebagai cerita binatang, namun juga sebagai metamorfosis kehidupan manusia. Maksud dari penggambaran melalui binatang agar kisah atau cerita tersebut tidaksampai menyinggung orang yang mendengar atau membacanya. Contoh fabel antara lain Burung bangau dan seekor anjing, Singa dan Beruang dan lain sebagainya. Cerita Asal-Usul Legenda Secara garis besar cerita asal-usul terbagi menjadi tiga jenis yaitu 1. Cerita Asal-Usul Dunia Tumbuh-Tumbuhan Contoh Padi bermula dari Dewi Sri Gadung beracun karena dipanah oleh pohon jagung menggunakan anak panah yang beracun. Tandan jagung berlubang karena ditombak oleh pohon gandung. Pohon mata lembu seperti rusak kulitnya karena melihat pertarungan antara pohon jagung dan pohon gadung terlalu dekat. 2. Cerita Asal-Usul Binatang Contoh Sapi bergelambir karena sewaktu ia mandi bajunya tertukar dengan baju kerbau yang besar. Darah ikan mas memiliki warna darah seperti darah manusia karena asal mula ikan mas adalah manusia. 3. Cerita Asal-Usul Terjadinya Tempat Contoh Nama gunung tengger konon diambil dari sepasang suami istri yang bernama Rar Anteng dan Joko Seger. Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara konon berasal dari perahu milik sangkuriang. Karena ia murka perahu itu ditendang hingga tertelungkup dan berubah menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu. Cerita Pelibur Lara Jenis cerita ini disebut dengan pelibur lara karena memang cerita ini memiliki fungsi untuk menghibur hati. Dalam cerita ini dikisahkan hal-hal yang indah-indah, penuh fantasi dan impian yang menawan. Misalnya tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban senjata keramat dan sakti, putri yang cantik ataupun hal-hal lainnya yang menggambarkan keindahan dan kebahagiaan. Cerita Jenaka Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal adalah cerita jenaka seperti Pak Belalang, Lebai Malang. Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa. Demikian artikel yang diberikan tentang Pengertian Cerita Rakyat, Ciri-Ciri, Jenis Dan Contoh Cerita Rakyat Terlengkap semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan anda. Sampai jumpa di postingan selanjutnya..
67% found this document useful 6 votes4K views24 pagesOriginal Title4. CERITA BINATANGCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 6 votes4K views24 pagesCerita BinatangOriginal Title4. CERITA BINATANGJump to Page You are on page 1of 24 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 8 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 12 to 22 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
sebutkan contoh cerita asal usul binatang