Sikap Jepang yang semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, lambat laun makin terasa dan disadari. Penderitaan ini memicu kebencian rakyat terhadap Jepang. Di sebagian wilayah, rakyat memilih angkat senjata. PETA, organisasi militer yang dibentuk Jepang sendiri bahkan melawan. Negaramaju sebagian besar terdapat di belahan bumi bagian utara yang meliputi : 1) Eropa, misalnya Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, Spanyol, Italia, Swedia, Norwegia, Swiss Perlawanan rakyat terhadap pendudukan Jepang a. Perlawanan dengan strategi kooperasi Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh paksaan Jepang untuk melakukan Seikirei Perlawananterhadap Jepang di Kalimantan dilakukan oleh rakyat Dayak. Perlawanan ini dilakukan dengan cara.* a. Menerapkan taktik perang gerilya b. Mengepung markas militer Jepang c. Melempari PalaganAmbarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Sekutu dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. PertempuranSurabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Pertempuran antara pasukan Indonesia melawan pasukan sekutu, tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu perebutan kekuasaan dan senjata tentara Jepang. Perebutan senjata telah dimulai sejak tanggal 2 September 1945. Vay Tiแปn Nhanh Chแป‰ Cแบงn Cmnd. Oleh Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah pendudukan Jepang, timbul gerakan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap Jepang, seperti perlawanan masyarakat Cot Plieng, gerakan Koreri di Biak, perlawanan Singaparna, perlawanan di Indramayu, Aceh, Kalimantan, serta Pemberontakan tentara PETA. Berikut penjelasannya Baca juga Organisasi Bentukan Jepang ketika Menjajah Indonesia Perlawanan masyarakat Cot Plieng Daerah pertama yang melakukan perlawanan terhadap Jepang yakni di Cot Plieng Bayu, Aceh. Di mana rakyat melawan tentara Jepang setelah singgah selama delapan bulan. Perlawanan yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, seorang guru ngaji di Cot Plieng, Aceh. Awalnya Jepang mewajibkan seluruh rakyat Aceh untuk melakukan seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan badan ke arah Tokyo. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan Jepang mendapat penolakan dari ulama dan rakyat Cot Plieng. Akhirnya pasukan Jepang melakukan penghinaan terhadap umat Islam Aceh dengan membakar masjid dan membunuh jamaah yang sedang shalat subuh. Puncak peristiwa tersebut terjadi pada 10 November 1942 dan Tengku Abdul Jalil tewas dalam pertempuran tersebut pada tanggal 13 November 1942. Baca juga Mengenal Kabuki, Seni Teater Klasik Asal Jepang Gerakan Koreri di Biak Pada 1943 terjadi perlawanan rakyat di Biak, Papua. Perlawan ini dilakukan oleh gerakan Koreri. Gerakan ini di bawah pimpinan L. Rumkorem. Selama berkuasa di Biak, Jepang memperlakukan rakyat secara keji serta menjadikan mereka sebagai budak, dipukuli, dan dianiaya. Gerakan Koreri adalah gerakan yang menjadi wujud kekecewaan rakyat Papua atas tindakan Jepang dengan basis perlawanan di Biak. Rakyat Papua melawan Jepang secara gerilya. Banyak korban yang berjatuhan, namun tidak menyurutkan semangat mereka melawan Jepang. Rakyat Papua tetap gigih melawan, hingga akhirnya Jepang kewalahan dan perg dari Biak. Biak menjadi daerah pertama yang bebas dan merdeka di Indonesia dari penjajahan Jepang. Perlawanan Singaparna Pada awal 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya yang dipimpin oleh Zaenal Mustafa dari pesantren Sukamanah. Perlawanan itu berawal dari pemaksaan Jepang kepada santri-santri pesantren Sukamanah untuk melakukan Seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan setengah badan ke arah Tokyo. Sehingga pada Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustafa dan para santri setelah selesai shalat Jumat. Mereka dibawa tentara Jepang ke Tasikmalaya, kemudian ke Jakarta untuk dihukum mati. Baca juga MIAI dan Masyumi, Cara Jepang Galang Dukungan Umat Islam Perlawanan Indramayu Pada April 1944, terjadi perlawanan santri di daerah Indramayu di bawah pimpinan Haji Madriyas. Penyebabnya, rakyat Indramayu tidak tahan terhadap kekejaman yang dilakukan serdadu-serdadu Jepang. Tak hanya itu, pada Juli 1944 muncul perlawanan juga di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener sebagai bentuk protes atas penguasaan Jepang terhadap padi milik mereka. Pasukan Jepang melakukan perlawanan di Sindang dan Lohbener dengan keji, tujuannya agar daerah lain tidak ikut memberontak. Perlawanan Aceh Pada November 1944 terjadi perlawanan di daerah Jangka Buyadi, Aceh yang dipimpin seorang perwira 762 Giyugun, Teuku Hamid. Pemberontakan ini terjadi karena pemerintahan militer Jepang melakukan tindakan kekerasan serta tidak menghormati adat istiadat setempat. Untuk menghadapi perlawanan tersebut, Jepang mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap keluarga para pemberontak jika tidak mau menyerah. Hal ini membuat pasukan pemberontak menyerah. Baca juga Sistem Pendidikan di Era Pendudukan Jepang Perlawanan di Kalimantan Perlawanan rakyat terhadap Jepang terjadi juga di Kalimantan yang dipimpin oleh Pang Suma, pemimpin Suku Dayak. Hal ini dipicu dari seorang pegawai Jepang dipukuli oleh orang Kalimantan karena bertindak sewenang-wenang. Karena peristiwa inilah terjadi perlawanan rakyat di Kalimantan. Pang Suma melakukan perlawanan dengan memanfaatkan alam Kalimantan yang penuh hutan rimba, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh orang asing. Pang Suma berhasil merebut Meliau yang menjadi basis pertahanan Jepang di Kalimantan pada Juni 1945. Pemberontakan PETA PETA Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945 1996. Daidan PETA di Blitar Pada Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan tersebut sangat merepotkan pemerintah pendudukan Jepang Jog dan hampir diikuti oleh seluruh anggota batalyon. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi karena dipersenjatai tank dan pesawat udara. Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar tentara PETA menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing. Baca juga Kedatangan Jepang ke Indonesia Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Tetapi mereka yang kembali justru ditahan dan disiksa polisi Jepang. Supriyadi dan sisa pasukannya tetap setia melawan. Mereka membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Namun, pemberontakan tersebut mengalami kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat pun tidak mendukung terhadap pemberontakan tersebut. Referensi Wardaya, Baskara T. Mencari Supriyadi Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno. 2008. Penerbit Galangpress Jogjakarta Rahata, Ringgo. Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. 2019. Maraga Borneo Tarigas Singkawang Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Group Of Re-enactors Dressed As Soviet Russian Red Army Infantry Soldiers Of World War II Marching Along Forest Road At Summer Autumn Season. Kependudukan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun tetapi menyisakan kenangan buruk yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Kala itu penguasa Jepang bersikap semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, sehingga memicu kebencian rakyat terhadap Jepang. Bahkan di sebagian wilayah Indonesia, rakyat memilih angkat senjata untuk mengusir keberadaan Jepang di Indonesia. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang pun pecah. Saat itu, perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu melalui perjuangan yang berbentuk organisasi, gerakan bawah tanah, dan perlawanan bersenjata. Perjuangan Organisasi Perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tokoh-tokoh nasionalisme yang memanfaatkan organisasi pembentukan Jepang sebagai alat pemersiap kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi yang digunakan antara lain Putera Ini merupakan organisasi yang memperbolehkan para anggotanya untuk berbicara di depan umum. Oleh karena itu, para tokoh nasionalisme memanfaatkan kesempatan acara rapat besar maupun acara radio yang diselenggarakan oleh organisasi Putera dengan mengarahkan rakyat untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengkoordinasikannya. Barisan Pelopor Ini merupakan bagian dari Jawa Hokokai. Barisan Pelopor ini diketuai oleh Ir. Soekarna dan beberapa pahlawan nasionalisme yang menjadi anggotanya. Chuo Sangi In Chuo Sangi In merupakan salah satu organisasi yang dimanfaatkan para tokoh nasionalisme dalam pembentukan organisasi Barisan Pelopor untuk kepentingan Indonesia. Gerakan Bawah Tanah Selain melalui gerakan organisasi, rakyat Indonesia melawan kependudukan Jepang di Indonesia dengan gerakan bawah tanah yaitu gerakan yang dilakukan secara diam-diam dan rahasia. Dimana, gerakan ini dipraktikkan di dalam organisasi bentukan Jepang tanpa sepengetahuan pihak Jepang. Baca juga Kedatangan Jepang ke Indonesia Secara umum, kegiatan bawah tanah yang dilakukan oleh para pejuang nasional guna melawan pendudukan Jepang di Indonesia memiliki beberapa tujuan seperti saling membagi informasi dan menjaga nasionalisme, mempersiapkan kekuatan untuk kemerdekaan Indonesia, menyempurnakan semangat dan persiapan untuk kemerdekaan Indonesia, serta mendapatkan informasi perkembangan Perang Asia Timur Raya dari radio. Adapun beberapa contoh gerakan bawah tanah yang mengupayakan perlawanan terhadap pendudukan Jepang di Indonesia antara lain Kelompok Sukarni yang mencoba mempengaruhi jiwa-jiwa revolusioner dan rakyat Indonesia dengan membongkar tipu daya Jepang. Kelompok Achmad Subarjo membentuk Asrama Indonesia Merdeka yang berisikan para pemuda Indonesia, dan mencoba membakar semangat jiwa kemerdekaan para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Kelompok Sutan Syahrir yang menyiapkan Gerakan Bawah Tanah Anti-Fasis untuk melawan Jepang di waktu yang tepat. Perlawanan Bersenjata Perlawanan bersenjata merupakan perlawanan bangsa Indonesia secara terbuka terhadap pendudukan Jepang di Indonesia. Perlawanan ini ditandai dengan perang antara Bangsa Indonesia terhadap Jepang secara terbuka dan mengakibatkan korban di kedua belah pihak. Ada beberapa contoh bentuk perlawanan bersenjata yang terjadi di Indonesia antara lain Perlawanan di Aceh pada 10 November 1942 Perlawanan ini dipimpin oleh seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, yang dipicu karena tindakan Jepang yang sewenang-wenang dan gagalnya perundingan, Jepang menyerang Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil dan para pahlawan tanpa nama yang mengikutinya pun gugur. Perlawanan PETA di blitar pada 14 Februari 1945 Perlawanan ini di pimpin oleh anak bupati Blitar yaitu Supriyadi, yang dipicu karena banyaknya masalah dengan Jepang maka Supriyadi dan teman-temannya melakukan pemberontakan terhadap Jepang meskipun pada akhirnya harus menelan kekalahan. Perlawanan PETA di Meureuh, Aceh pada November 1944 Perlawanan ini di pimpin oleh Perwira Giyugun T Hamid, yang dipicu akan kekejaman Jepang terhadap rakyat dan terlebih lagi kepada Prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap pada April 1945 Perlawanan ini dipimpin oleh regu budanco Kusaeri dan kawan-kawannya. Pada 25 April 1945, Jepang mengetahui rencana perlawanan tersebut, sehingga Kusaeri di hukum mati tetapi digagalkan karena di desak oleh sekutu. Perlawanan rakyat Indramayu pada April 1944 Perlawanan ini di latarbelakangi dengan amarah rakyat dikarenakan romusha dan penyetoran bahan pangan kepada Jepang yang secara terus menerus. Perlawanan ini, dilakukan secara spontan sehingga Jepang dengan mudah menghentikannya. Perlawanan di Kalimantan yang dipimpin oleh pemimpin suku Dayak yaitu Pangsuma. Perlawanan Kalimantan termasuk ke dalam perang Gerilya yang berlangsung lama dan berpindah-pindah. Perlawanan di Biak tahun 1944 Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan gerakan koreri yaitu L. Rumkoren. Perlawanan di Pulau Yappen Selatan yang dipimpin S. Papare. Perlawanan di Tanah Besar, dataran Irian Papua yang dipimpin oleh Simson Rakyat Papua tersebut mendapatkan bantuan dari pasukan penyusup sekutu sehingga rakyat papua mendapatkan senjata. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsIndonesia dan JepangKelas 11Perlawanan Bangsa IndonesiaPerlawanan Terhadap Bangsa JepangSejarah IPS You May Also Like Kependudukan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun tetapi menyisakan kenangan buruk yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Kala itu penguasa Jepang bersikap semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, sehingga memicu kebencian rakyat terhadap di sebagian wilayah Indonesia, rakyat memilih angkat senjata untuk mengusir keberadaan Jepang di Indonesia. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang pun itu, perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu melalui perjuangan yang berbentuk organisasi, gerakan bawah tanah, dan perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Jepang1. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh pada serangan terakhir ketiga Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan Teuku Abdul Jalil berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang Peristiwa SingaparnaPerlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawa ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Peristiwa Indramayu, April 1944Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah Lohbener dan Sindang agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap Pemberontakan Teuku HamidTeuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun perwira tentara sukarela, namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat Peta1. Perlawanan PETA di Blitar 29 Februari 1945Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri Komandan pasukan Jepang, pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh November 1944Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap April 1945Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu Bundanco, Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Perlawanan Pang SumaPerlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Barat. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yang besar pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu ini kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang Kab. Sanggau. Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Perlawanan Koreri di Biakdi Irian Barat tahun 1943Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan Koreri yang berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Perlawanan di Pulau Yapen SelatanPerlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S. Perlawanan di Tanah Besar PapuaPerlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Gerakan bawah tanahSebenarnya bentuk perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang dilakukan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada bentuk perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilakukan olehKelompok Sutan Syahrirdi daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sebagai pedagang nanas di Sukarni, Adam Malikdan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu sekarang kantor berita Antara.Kelompok Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka adalah kelompok mahasiswa dan Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka adalah kelompok gerakan Kaigun AL yang tergabung dalam kelompok di bawah tanah, berusaha untuk mencari informasi dan peluang untuk bisa melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat hasilnya pada saat Jepang telah kalah dari Sekutu, kelompok pemudalah yang lebih cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang akhirnya mendesak golongan tua untuk secepatnya melakukn gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang dilakukan oleh kelompok organisasi maupun gerakan sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan lebih memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat ganas/kejam. Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia07 Juni 2022 0947Hai Salsabilla, kakak bantu jawab ya. Jawaban yang tepat yaitu a. Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia. Untuk lebih jelasnya, pahami penjelasan berikut. Ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan Jepang ternyata berdampak besar bagi bangsa Indonesia. Penderitaan yang disebabkan karena pendudukan Jepang mendorong rakyat Indonesia bangkit melakukan perlawanan. Beberapa perlawanan tersebut masih bercorak kedaerahan sehingga dapat dengan mudah dipatahkan pemerintah Jepang. Selain bercorak kedaerahan, terdapat pula perlawanan militer yang cukup merepotkan pemerintah Jepang, yaitu perlawanan Peta di Blitar. Dengan demikian, sebagian besar perlawanan tersebut dilatarbelakangi oleh eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia. Semoga membantu. Sebagian besar perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang dilatarbelakangi oleh? Ketidakcocokan sistem pemerintahan Jepang yang diterapkan di Indonesia Perbedaan stratifikasi sosial antara rakyat Indonesia dan orang-orang jepang Jepang terlalu memaksa rakyat Indonesia agar ikut serta dalam Perang Pasifik Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia telah melebihi batas Ketidakmampuan rakyat Indonesia memenuhi kebutuhan perang yang diminta Jepang Jawaban yang benar adalah D. Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia telah melebihi batas. Dilansir dari Ensiklopedia, sebagian besar perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang dilatarbelakangi oleh Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia telah melebihi batas. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Ketidakcocokan sistem pemerintahan Jepang yang diterapkan di Indonesia adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Perbedaan stratifikasi sosial antara rakyat Indonesia dan orang-orang jepang adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. Jepang terlalu memaksa rakyat Indonesia agar ikut serta dalam Perang Pasifik adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban D. Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia telah melebihi batas adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. [irp] Menurut saya jawaban E. Ketidakmampuan rakyat Indonesia memenuhi kebutuhan perang yang diminta Jepang adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Eksploitasi dan penindasan yang dilakukan Jepang di Indonesia telah melebihi batas. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

sebagian besar perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang dilatarbelakangi oleh